GROUTING MASTER FLOW 810
Pada Base Plate Steel structure Turbin
1. DASAR
a. Pengertian Grouting
Grouting adalah pekerjaan memasukkan bahan cair kedalam suatu ruang atau rongga kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan beton atau material yang ada.
Sifat-sifat Grouting:
- Terdiri dari satu komponen
- Workability dan kekuatan tinggi
- Tahan beban impact dan beban bergerak
- Tidak terjadi penyusutan dan segregasi
- Ekonomis
- Terdiri dari satu komponen
- Workability dan kekuatan tinggi
- Tahan beban impact dan beban bergerak
- Tidak terjadi penyusutan dan segregasi
- Ekonomis
b. Fungsi
Grouting berfungsi sebagai bahan pengisi pada suatu celah yang kecil. grouting mengandung campuran bahan kimia sangat berfungsi untuk memudahkan pekerjaan dan meningkatkan kuat tekan. Fungsi grouting pada baseplate yaitu :
- Mentransfer beban ke slab bawah
- menjaga agar mesin atau material tetap pada elevasi rencana.
- Menahan getaran
2. METODE KERJA
2.1. Alat
- Bor mixer
- Ember kapasitas 20 liter
- Termometer
- Sekup kecil.
- Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
- Pelat baja sebagai dudukan
2.2. Material
- Produk grouting Masterflow® 810
- Air bersih dengan suhu dibawah 30o
2.3. Pelaksanaan
1. Perencanaan
- Ini adalah tahap penting dimana pekerjaan grouting harus direncanakan dengan baik
- Meninjau tentang kelayakan dan kecukupan alat, bahan dan tenaga kerja.
2. Persiapan
- Permukaan Concrete yang akan digrouting harus bersih dari kotoran, oli, dan minyak.
- Permukaan harus kasar dengan menchipping menggunakan chipping hammer untuk memastikan ikatan yang baik antara grouting dan beton existing.
- Lubang baut harus bersih dari semua material butiran yang akan menghalangi cairan grouting untuk mengisi area yang kosong.
- Sisa material harus dicuci atau disemprot dari pondasi beton yang disiapkan untuk pekerjaan grouting.
3. Membuat Formwork
- Cetakan harus kuat, kedap air, kaku dan tidak menyerap air.
- Elevasi formwork harus lebih tinggi 2,5 cm dari bawah baseplate.
- Formwork juga harus mempunyai lebar horizontal minimum 25mm dari objek grouting untuk membuang udara dan menghilangkan sisa air yang berada di tempat grouting.
4. Saturnasi
- Pondasi beton dan lubang baut yang akan digrouting harus disaturnasi dengan air bersih selama 24 jam
- Menghilangkan semua air dari lubang baut dan permukaan pondasi beton.
5. Kontrol Temperatur
- Untuk grouting masterflow 810 pekerjaan harus bersuhu antara 10oC sampai 30o C, Untuk temperatur lebih dari 30o C sebaiknya perkerjaan harus terlindung dari Panas, jaga material tetap lembab dan gunakan air dingin pada saat pencampuran.
6. Mixing
- Terlebih dahulu tuangkan air kedalam bak
- campurkan bahan grouting secara bertahap dan lakukan pencampuran dengan menggunakan bor mixing dengan kecepatan antara 250 - 650 rpm
- Jika kebutuhan grouting cukup banyak, kita bisa menggunakan truk mixer untuk mencampurnya.
7. Perletakan Grouting
- Lubang baut harus digrouting terlebih dahulu.
- Grouting harus selalu dilakukan hanya dari satu sisi baseplate untuk menghindari udara yang terperangkap di bawah plate
8. Curing
- Perawatan seharusnya dilakukan setelah grouting telah terisi seluruhnya dengan menutupi semua hasil grouting menggunakan kain basah.
- Setelah selesai dan membuka formwork perawatan harus dilanjutkan selama 3 hari.
Pembuatan Benda Uji
· Jumlah benda uji berjumlah 3 buah untuk masing-masinh umur pengetesan.
3. PIPING INSTRUMENTATION DIAGRAM
Pelaksanaan Grouting Pelaksanaan Uji tekan Mortar
4. BATASAN
4.1. Batasan Operasi
- Pekerjaan grouting dilakukan disetiap baseplate pada steel structure turbin dan boiler
- Pengawasan kualitas dari grouting dilihat dari hasil uji tekan mortar.
- Jumlah sampel untuk umur perngujian masing-masing 3 buah
4.2. Wewenang
- Subkontraktor
Subkontraktor bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan pekerjaan grouting dan menyediakan tempat pengetesan untuk uji mortar.
- Kontraktor
Sebagai perantara antara owner dan subkontraktor
- Owner
Setiap kali ada pengujian tekan beton untuk 1 hari, 3 hari, 7 hari dan 28 hari owner harus hadir untuk melihat uji tekan mortar dan menandatangani hasilnya serta mengambil keputusan.
5. TROUBLE SHOTING
Masalah untuk grouting terjadi pada saat pekerjaan grouting base plate turbin, Adanya crack pada permukaan hasil grouting pada salah satu base platenya. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan hal itu terjadi, yaitu
- Waktu pelaksanaan yang kurang tepat dan tanpa ada antisipasinya. waktu pelaksanaan sekitar jam 11 sampai 12 siang yang dimana suhu di lapangan pada saat itu sangat panas sekitar 35oC dan mengakibatkan adanya pengeringan dini di permukaan grouting sehingga terjadi retak pada permukaan.
- Perawatan yang kurang baik.
- Metode pelaksanaan yang kurang tepat. pada saat di lapangan metode tidak sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan di sub bab pelaksanaan.
- kemungkinan kecil adanya pengaruh getaran akibat blasting.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut ada beberapa macam cara yang mungkin bisa dilakukan yaitu
- Melakukan injection terhadap hasil grouting yang retak dengan epoxy.
- Membongkar hasil grouting dan melakukan grouting kembali, dengan catatan bahwa hasil uji tekan mortar pada umur 28 hari tidak mencapai kekuatan rencana.
LAMPIRAN
Hasil Uji tekan mortar Umur 28 hari (trial) di Lab. PT. Semen Padang
4 Maret 2011
NO | P | Fc | Berat Kubus |
KN | N/mm2 | gram | |
1 | 206.3 | 82.5 | 282.6 |
2 | 187.2 | 74.9 | 289.9 |
3 | 194.1 | 76.4 | 291.6 |
Gambar 3. Alat Kuat Tekan Mortar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar