Kamis, 10 Maret 2011

GROUTING MASTER FLOW 810
Pada Base Plate Steel structure Turbin

1.     DASAR
a.      Pengertian Grouting
                        Grouting adalah pekerjaan memasukkan bahan cair kedalam suatu ruang atau rongga kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan beton atau material yang ada.
                   Sifat-sifat Grouting:
- Terdiri dari satu komponen
- Workability dan kekuatan tinggi
- Tahan beban impact dan beban bergerak
- Tidak terjadi penyusutan dan segregasi
- Ekonomis
                   Tipe Grouting
  


b.     Fungsi
            Grouting berfungsi sebagai bahan pengisi pada suatu celah yang kecil. grouting mengandung campuran bahan kimia sangat berfungsi untuk memudahkan pekerjaan dan meningkatkan kuat tekan. Fungsi grouting pada baseplate yaitu :
-          Mentransfer beban ke slab bawah
-          menjaga agar mesin atau material tetap pada elevasi rencana.
-          Menahan getaran


2.     METODE KERJA
2.1. Alat
-          Bor mixer
-          Ember kapasitas 20 liter
-          Termometer
-          Sekup kecil.
-          Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
-          Pelat baja sebagai dudukan
2.2. Material
-          Produk grouting Masterflow® 810
-          Air bersih dengan suhu dibawah 30o
2.3. Pelaksanaan
1.     Perencanaan
-       Ini adalah tahap penting dimana pekerjaan grouting harus direncanakan dengan baik
-       Meninjau tentang kelayakan dan kecukupan alat, bahan dan tenaga kerja.
2.     Persiapan
-       Permukaan Concrete yang akan digrouting harus bersih dari kotoran, oli, dan minyak.
-       Permukaan harus kasar dengan menchipping menggunakan chipping hammer untuk memastikan ikatan yang baik antara grouting dan beton existing.
-       Lubang baut harus bersih dari semua material butiran yang akan menghalangi cairan grouting untuk mengisi area yang kosong.
-       Sisa material harus dicuci atau disemprot dari pondasi beton yang disiapkan untuk pekerjaan grouting.

3.     Membuat Formwork
-       Cetakan harus kuat, kedap air, kaku dan tidak menyerap air.
-       Elevasi formwork harus lebih tinggi 2,5 cm dari bawah baseplate.
-       Formwork juga harus mempunyai lebar horizontal minimum 25mm dari objek grouting untuk membuang udara dan menghilangkan sisa air yang berada di tempat grouting.
4.     Saturnasi
-  Pondasi beton dan lubang baut yang akan digrouting harus disaturnasi dengan air bersih selama 24 jam
-  Menghilangkan semua air dari lubang baut dan permukaan pondasi beton.
5.     Kontrol Temperatur
-  Untuk grouting masterflow 810 pekerjaan harus bersuhu antara 10oC sampai 30o C, Untuk temperatur lebih dari 30o C sebaiknya perkerjaan harus terlindung dari Panas, jaga material tetap lembab dan gunakan air dingin pada saat pencampuran.
6.     Mixing
-  Terlebih dahulu tuangkan air kedalam bak
-  campurkan bahan grouting secara bertahap dan lakukan pencampuran dengan menggunakan bor mixing dengan kecepatan antara 250 - 650 rpm
-  Jika kebutuhan grouting cukup banyak, kita bisa menggunakan truk mixer untuk mencampurnya.
7.     Perletakan Grouting
-   Lubang baut harus digrouting terlebih dahulu.
-   Grouting harus selalu dilakukan hanya dari satu sisi baseplate untuk menghindari udara yang terperangkap di bawah plate
8.     Curing
-   Perawatan seharusnya dilakukan setelah grouting telah terisi seluruhnya dengan menutupi semua hasil grouting menggunakan kain basah.
-  Setelah selesai dan membuka formwork perawatan harus dilanjutkan selama 3 hari.



Pembuatan Benda Uji
·        Benda uji yang dipakai adalah berbentuk kubus dengan ukuran 50mm x 50mm x 50mm.

·      Jumlah benda uji berjumlah 3 buah untuk masing-masinh umur pengetesan.

3.     PIPING INSTRUMENTATION DIAGRAM
                                  Pelaksanaan Grouting       Pelaksanaan Uji tekan Mortar




4.     BATASAN
4.1. Batasan Operasi
-          Pekerjaan grouting dilakukan disetiap baseplate pada steel structure turbin dan boiler
-          Pengawasan kualitas dari grouting dilihat dari hasil uji tekan mortar.
-          Jumlah sampel untuk umur perngujian masing-masing 3 buah
4.2. Wewenang
-          Subkontraktor
Subkontraktor bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan pekerjaan grouting dan menyediakan tempat pengetesan untuk uji mortar.
-          Kontraktor
Sebagai perantara antara owner dan subkontraktor
-          Owner
Setiap kali ada pengujian tekan beton untuk 1 hari, 3 hari, 7 hari dan 28 hari owner harus hadir untuk melihat uji tekan mortar dan menandatangani hasilnya serta mengambil keputusan.

5.     TROUBLE SHOTING
      Masalah untuk grouting terjadi pada saat pekerjaan grouting base plate turbin, Adanya crack pada permukaan hasil grouting pada salah satu base platenya. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan hal itu terjadi, yaitu
-          Waktu pelaksanaan yang kurang tepat dan tanpa ada antisipasinya. waktu pelaksanaan sekitar jam 11 sampai 12 siang yang dimana suhu di lapangan pada saat itu sangat panas sekitar 35oC dan mengakibatkan adanya pengeringan dini di permukaan grouting sehingga terjadi retak pada permukaan.
-          Perawatan yang kurang baik.
-          Metode pelaksanaan yang kurang tepat. pada saat di lapangan metode tidak sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan di sub bab pelaksanaan.
-          kemungkinan kecil adanya pengaruh getaran akibat blasting.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut ada beberapa macam cara yang mungkin bisa dilakukan yaitu
-          Melakukan injection terhadap hasil grouting yang retak dengan epoxy.
-          Membongkar hasil grouting dan melakukan grouting kembali, dengan catatan bahwa hasil uji tekan mortar pada umur 28 hari tidak mencapai kekuatan rencana.
LAMPIRAN
Hasil Uji tekan mortar Umur 28 hari (trial) di Lab. PT. Semen Padang
4 Maret 2011
NO
P
Fc
Berat Kubus

KN
N/mm2
gram
1
206.3
82.5
282.6
2
187.2
74.9
289.9
3
194.1
76.4
291.6





Gambar 1 Benda Uji Kubus 5x5x5 cm


                                                 
                                                        Gambar 2. Alat pencatat Hasil uji tekan


                                                         Gambar 3. Alat Kuat Tekan Mortar                                                          

Minggu, 13 Februari 2011

Pembangunan PLTU

Proyek pembangunan PLTU adalah proyek yang paling komplit dan kompleks dari Proyek pembangkit Listrik lainnya. Semua konsentrasi pada ilmu sipil ada di proyek PLTU ini, mulai dari ilmu Geodesi dan Ukur tanah, konsentrasi bangunan air (jetty, Circulating Water intake, discharge strom drainage dan outfall), konsentrasi bangunan transportasi ( Ridig Pavment untuk Access road PLTU) dan Konsentrasi bangunan gedung (Pondasi , struktur baja, struktur beton dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mungkin anda bertanya-tanya tentang apa saja yang harus dibangun di area PLTU tersebut sehingga proyek PLTU ini menjadi kompleks ?.secara prinsip sistem kerja PLTU itu sangat sederhana yaitu air dipanaskan hingga berubah menjadi uap yang sangat panas, uap tersebut digunakan untuk memutar turbin (energi mekanik) dan menggerakkan generator (energi listrik) sehihgga menjadi listrik yang kita pakai sekarang ini.

PLTU memiliki banyak siklus didalamnya, sehingga banyak juga bangunan yang akan dibangun untuk mendukung siklus tersebut, diantaranya adalah siklus air, siklus batu bara dan siklus gas. 


a. Sirkit air
Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi Boiler Feed Pump (BFP) dengan melalui economiser dan ditampung didalam drum boiler.
Economiser adalah bagian dari boiler yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Economizer tipe pipa bersirip (fin tubes)

Sirkit air diboiler adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan sehingga mendidih dan naik ke drum kembali.
Pipa riser dan dinding ruang bakar boiler.

Peralatan yang dilalui dalam sirkit air adalah drum boiler, down comer, header bawah (bottom header), dan riser.
Sirkit air di Boiler

Perpindahan panas dari api/gas ke air didalam pipa-pipa boiler terjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami dari drum turun melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser.
Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.

Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan pada level normalnya. Level ini dapat dilihat di kontrol room maupun di lokal. Kualitas air di boiler juga harus dipantau dengan mengambil sampelnya dari air didrum.