Minggu, 13 Februari 2011

Pembangunan PLTU

Proyek pembangunan PLTU adalah proyek yang paling komplit dan kompleks dari Proyek pembangkit Listrik lainnya. Semua konsentrasi pada ilmu sipil ada di proyek PLTU ini, mulai dari ilmu Geodesi dan Ukur tanah, konsentrasi bangunan air (jetty, Circulating Water intake, discharge strom drainage dan outfall), konsentrasi bangunan transportasi ( Ridig Pavment untuk Access road PLTU) dan Konsentrasi bangunan gedung (Pondasi , struktur baja, struktur beton dan masih banyak lagi yang lainnya.

Mungkin anda bertanya-tanya tentang apa saja yang harus dibangun di area PLTU tersebut sehingga proyek PLTU ini menjadi kompleks ?.secara prinsip sistem kerja PLTU itu sangat sederhana yaitu air dipanaskan hingga berubah menjadi uap yang sangat panas, uap tersebut digunakan untuk memutar turbin (energi mekanik) dan menggerakkan generator (energi listrik) sehihgga menjadi listrik yang kita pakai sekarang ini.

PLTU memiliki banyak siklus didalamnya, sehingga banyak juga bangunan yang akan dibangun untuk mendukung siklus tersebut, diantaranya adalah siklus air, siklus batu bara dan siklus gas. 


a. Sirkit air
Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi Boiler Feed Pump (BFP) dengan melalui economiser dan ditampung didalam drum boiler.
Economiser adalah bagian dari boiler yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum. Didalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Economizer tipe pipa bersirip (fin tubes)

Sirkit air diboiler adalah, air dari drum turun melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah air didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang bakar boiler. Didalam riser air mengalami pemanasan sehingga mendidih dan naik ke drum kembali.
Pipa riser dan dinding ruang bakar boiler.

Peralatan yang dilalui dalam sirkit air adalah drum boiler, down comer, header bawah (bottom header), dan riser.
Sirkit air di Boiler

Perpindahan panas dari api/gas ke air didalam pipa-pipa boiler terjadi secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami dari drum turun melalui down comer ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser.
Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta temperaturnya.

Drum boiler berfungsi untuk menampung dan mengontrol kebutuhan air di boiler. Fungsi lain yang tidak kalah pentingnya adalah memisahkan uap dan air. Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, maka level air di drum harus dijaga konstan pada level normalnya. Level ini dapat dilihat di kontrol room maupun di lokal. Kualitas air di boiler juga harus dipantau dengan mengambil sampelnya dari air didrum.

Sabtu, 05 Februari 2011

Strength Test Beton

STRENGTH TEST BETON

1.     DASAR
a.      Pengertian Strength Test
                                   Strength tes atau uji tekan beton adalah pengujian suatu benda uji berbentuk kubus atau silinder yang besarnya beban persatuan luas menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai beton tersebut. test uji tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah mengeras, Dengan Umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari bahkan ada yang sampai 60 dan 90 hari, tetapi pada dasarnya beton sudah mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur 28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan rencananya. Mutu beton sangat tergantung dari proses produksi dan perawatannya. Setiap batch adukan beton, meskipun dibuat di dalam batching plant yang sama dengan desain campuran yang sama, pasti akan mendapatkan hasil kekuatan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, pada pelaksanaan konstruksi beton, beton yang dicor harus selalu evaluasi kualitasnya. Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site). Yang bisa  dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder untuk diuji. Kan, sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.
                   Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.


          Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang sifatnya setengah merusak atau merusak keseluruhan dengan uji pembebanan (Load Test) dan juga ada pengujian laboratorium (compressive strength test).

          Yang praktis adalah metode pengujian dengan Metode Hammer Test.
Kelebihan metode ini adalah:
- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak.
Kekurangannya:
- hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton.
Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
- Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
- Tingkat keandalannya rendah
- Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada permukaan

b.     Fungsi
            Tes uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran), serta dapat menentukan waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai.
            Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada proyek konstruksi, uji tekan sample beton dilapangan terkadang dites tidak tepat pada umurnya (baca: 28 hari), sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya memenuhi atau tidak.
            Pengujian ini juga berkaitan dengan pembayaran dari produksi beton itu sendiri, jika kekuatan beton tidak sesuai kuat tekan rencana (lebih kecil dari kuat tekan rencana pada umur 28 hari) maka pemesan atau owner bisa saja tidak membayar bahkan menginstruksikan untuk membongkar beton yang telah terpasang dan menggantinya sesuai yang telah direncanakan.

2.     METODE KERJA
Prosedur Pembuatan Sampel Silinder
2.1. Alat
-          Timbangan
-          Mesin Uji Tekan
-          Tabung/silinder cetakan (diameter 100mm x 200mm H, atau diameter 150 mm x 300 mm H)
-          Sekup kecil.
-          Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
-          Pelat baja sebagai dudukan

2.2. Pelaksanaan
Pembuatan Benda Uji
·        Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar adukan beton tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
·      Ambil sampel adukan beton.

Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.

Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali sampai ke atas lapisan pertama.
·     
Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di sekitar cetakan.
·     
Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-kurangnya selama 24 jam.
·     
Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium.

Persiapan Pengujian
·         Mengambil benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak peredam, kemudian membersihkan dari kotoran yang menempel dari kain lembab.
·         Menentukan berat dan ukuran benda uji.
·         Melapis (capping) permukaan atas dan permukaan bawah benda uji dengan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) sampai suhu kira-kira 130oC. menuang belerang cair kedalam cetakan pelapis (capping plat) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk. Kemudian meletakkan tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras. Dengnan cara yang sama melakukan pelapisan pada permukaan lainnya.
·       Siap untuk memeriksa benda uji.
Jalan Percobaan
1.    Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries.
2.    Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 – 4 kg/cm2 per detik.
3.    Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
4.    Menggambar bentuk pecahan dan mencatat keadaan benda uji.
5.    Perhitungan
            Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
            P = beban maksimum (kg)
            A = luas penampang benda uji (cm2).
6.    Catatan



            FAKTOR KONVERSI ( PBI ’71 )
UMUR (hari)
7 14 21 28
FK
0,7 0,88 0,91 1,0
            Kuat tekan pada umur 28 hari = Kuat tekan umur d ( hari ) / FK
PERAWATAN
                        Beton yang sudah dibuka dari cetakan harus direndam mengingat bahwa proses hidari terus berlanjut. Perendaman benda uji dalam hal ini sifatnya wajib, sama halnya curing untuk beton struktur mengambil masa 4 hari sampai 7 hari, gunanya untuk mengindari pengerasan terlalu cepat pada permukaan beton.

3.     PIPING INSTRUMENTATION DIAGRAM

4.     BATASAN
4.1. Batasan Operasi
-          Semua pengecoran harus diambil sampel minimal 2 buah untuk setiap pengecoran atau setiap produksi sebesar 50 m3
-          Pengecoran dengan kubikasi yang lebih dari 100 maka benda uji diambil setiap produksi 50 m3.
4.2. Wewenang
-          Subkontraktor
Subkontraktor bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan Uji tekan beton dan menyediakan tempat pengetesan tersebut.
-          Kontraktor
Sebagai perantara antara owner dan subkontraktor
-          Owner
Setiap kali ada pengujian tekan beton untuk 3 hari, 7 hari dan 28 hari owner harus hadir untuk melihat uji tekan beton dan menandatangani hasilnya.

5.     TROUBLE SHOTING
      Pada dasarnya beton telah mendapat kekuatan karasteristiknya pada umur 28 hari sehingga untuk melaksanakan pekerjaan lanjutan idealnya harus menunggu umur beton sekitar 28 hari, akan tetapi pelaksanaan proyek terbatas sampai waktu yang telah ditentukan dalam penjadwalan, apalagi jika proyek itu sudah terlambat. Untuk mengatasi masalah ini maka dengan mencampur bahan tambahan untuk mempercepat waktu ikan atau Setting time beton.
      Dengan adanya bahan tambah maka pekerjaan lanjutan bisa dikerjakan dalam umur beton 7 hari, tentunya dengan melihat hasil strength tes beton dan mengkonversikanya ke umur 28 hari berdasarkan factor pengali yang telah disepakati.
      Masalah yang juga timbul di lapangan sekarang dan menjadi pertanyaan adalah apakah kekuatan benda uji yang dibuat sama dengan beton yang berada di lapangan?. Dari pengamatan dilapangan,  perawatan beton yang berada dilapangan sangat minim sekali. Maka dari itu pelaksana diharapkan untuk melakukan perawatan terhadap beton yang telah dicor sebagaimana mestinya (yang telah tertulis di dokumen kontrak).


 Mesin Uji tekan di Lab PT. Semen Padang
 Benda Uji Silinder
 Proses pengujian
Pencatatan Hasil Uji Tekan
Suroto, ST dan aku

Jumat, 04 Februari 2011

Kamis, 03 Februari 2011

PLTU SUMBAR 2 x 112



 Dilatarbelakangi oleh kebijakan proyek percepatan 10000 MW guna untuk memenuhi kebutuhan listrik di indonesia yang sekarang ini mengalami peningkatan,maka dibangunlah pembangkit di seluruh wilayah indonesia. Sebagian besar proyek tersebut membangun PLTU karena bertujuan untuk menekan penggunaan BBM dan memanfaatkan batu bara yang ketersediaanya masih sekitar 150 tahun. PLTU sumbar adalah salah satu dari 42 Pembangkit yang akan dibanguna diseluruh Indonesia. PLTU sumbar sendiri dibangun untuk memenuhi kebutuhan di daerah sumatera bagian barat dan tengah. 
 Proyek PLTU Sumatera Barat berkapasitas 2x112 MW berlokasi di Teluk Sirih, Kecamatan Bungus, Kotamadya Padang, Propinsi Sumatera Barat. Terletak di tepi teluk Sirih yang berjarak kurang lebih 35 km dari pusat kota Padang ke arah Selatan. Dibangun diatas lahan seluas 40 Ha. Pembangunan PLTU Sumatera Barat ini merupakan pelaksanaan dari Perpres No. 71 Tahun 2006 tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan Percepatan Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara. Untuk melaksanakan tugas pemerintah tersebut maka PT. PLN (Persero) membangun proyek 10.000 MW yang tersebar di seluruh Indonesia yang salah satunya adalah Proyek PLTU Sumatera Barat (2x112 MW).
DESKRIPSI PROYEK
Luas Lahan                              : 40                  Hektar
Nilai Bakar                              : 2524.8           Kcal/Kw-hr
Bahan Bakar                           : 116 ton / jam = 800,640 ton per tahun
Kebutuhan Air                         : per unit 1000 m3/hari
Jumlah kebutuhan Air             : 11,1 m3/detik
Asumsi Inflasi                          : 2,51%
Harga Jual                               : Rp. 475 per KWH atau $ 0,0505 Per KWH
payback Periode                     : 8.87 tahun Setelah Operasi
Masa Konstruksi                      : unit 1 30 Bulan
                                                  unit 2 33 bulan
Sistem Pendingin                    : Once Throught cooling System
                                                 Intake Mouth - Intake Canal/pipe - Condensor - Discharge canal - Laut      
Kebutuhan Air Pendingin        : 200 m3/ jam
Nilai Kontrak                         : Foreign $ 179,024,152
                                                Local Rp. 673,609,315,309
Nilai Pekerjaan Sipil               : Foreign $ 10,000,000
                                                Local Rp. 450,000,000,000


Bersambung...........